Langsung ke konten utama

Model Reading


Model Reading

Bottom up Approach
Jika siswa Anda baru mulai memahami konsep bottom up reading, pelajaran ini adalah cara yang baik untuk memperkuat beberapa metode dan konsep yang terlibat. Pada dasarnya, bottom up reading mencakup melihat komponen individual sebuah teks untuk memahami teks secara keseluruhan. Elemen-elemen individual ini meliputi:
1.      Huruf-huruf (ini termasuk mengenali huruf dan menerapkan fonetik dengan benar)
2.      Kata-kata (menebak arti kata-kata yang tidak biasa berdasarkan konteks)
3.      Tata bahasa (mengidentifikasi peran gramatikal kata - subjek, kata kerja, kata sifat, dll.)
Kegiatan dan latihan dalam pelajaran ini dirancang untuk membantu siswa Anda mengembangkan ketrampilan pemahaman yang kuat yang akan membantu mereka saat mereka membaca teks yang lebih kompleks.

Dikatakan bahwa pembaca membangun teks dari unit terkecil (surat kepada kata-kata untuk frase untuk kalimat, dll) dan proses membangun teks dari unit-unit kecil menjadi begitu otomatis sehingga pembaca tidak menyadari bagaimana beroperasi. Menurut Subadiyono ( 2014: 11) Model membaca ini dibangun atas asumsi bahwa proses pengalihan tulisan menjadi makna bermula dari sesuatu yang tercetak. Proses itu diawali dengan pembacaan simbol menuju makna. Dengan demikian, pembaca pertama mengidentifikasi ciri huruf-huruf, menghubungkan ciri-ciri itu bersama-sama menjadi huruf; mengombinasikan huruf-huruf itu sebagai pola ejaan; menghubungkan pola ejaan dengan kata; kemudian terus ke kalimat, paragraf, dan proses tataran teks. Menurut Johnson (2001:271) istilah bottom-up ini digunakan karena pada proses ini pembaca memulai dari dasar, dengan teks itu sendiri.

Top-down Approach
Proses top-down model terjadi saat seseorang menggunakan informasi yang dimiliki untuk memprediksi makna bahasa yang akan mereka dengarkan atau baca. Alih-alih mengandalkan dulu kata-kata atau suara sebenarnya (bottom up), mereka mengembangkan harapan tentang apa yang akan mereka dengar atau baca, dan mengkofirmasi atau menolak saat mereka mendengarkan atau membaca. Proses top-down dianggap sebagai cara yang efektif untuk memproses bahasa; itu membuat sebagian besar dari apa yang orang bawa ke situasi ini.
Di kelas Peserta didik dapat didorong untuk menggunakan strategi bottom-up dan top-down untuk membantu mereka memahami teks. Misalnya dalam reading comprehension peserta didik menggunakan pengetahuan mereka tentang genre untuk memprediksi apa yang akan ada di teks (top down), dan pemahaman mereka tentang afiksasi menebak makna (bottom up).
Pembaca membawa banyak pengetahuan, harapan, asumsi, dan pertanyaan untuk teks dan, diberikan pemahaman dasar tentang kosa kata, mereka terus membaca sepanjang teks menegaskan harapan mereka. Menurut Subandiyono (2014: 13) Model membaca ini dibangun atas konsep bahwa proses pengalihan tulisan menjadi makna bermula dari pengetahuan awal pembaca. Proses ini diawali dengan membuat prediksi atau menebak makna sejumlah unit tulisan. Pembaca membaca simbol grafis menjadi suara untuk mengontrol hipotesis makna. Model top-down menekankan bahwa proses informasi selama membaca dipicu oleh pengetahuan awal pembaca dan pengalaman yang berhubungan dengan pesan penulis.


LATIHAN 1
Fatal addiction: the story of Scott Douglas
Two years ago Scott Douglas died of a heroin overdose. Why, then, is his father, who is a staunch opponent of drugs, calling for all drugs to be legalised?
"Legalise, don't criminalise" is Howard Douglas' motto. He insists the only way to control drugs is to regulate the sale of them. "I don't want a soft line on drugs. I wish to God that people wouldn't use them. But they do, and so we need to put some order into the market."
He firmly believes that his son would still be alive today if heroin had been legal. Scott Douglas was 33 when he died two years ago. A long-time heroin user, he was forced to do without the drug during a five-week prison term. He was killed by his first dose after being released.
An inquiry into Scott's death found that because he had been without the drug for several weeks, his body could not take his normal dose. It also revealed that his final shot contained an impurity - urine acetylcodeine. "If there had been a controlled environment for my son to take his heroin, and it had been supplied legally, he would still be alive. There are basically two policy options: you can legalise and regulate the supply, as you do with other drugs such as alcohol and tobacco, or you can leave criminals to control everything."
Although Mr Douglas concedes that legalisation would be "anathema" to many fellow parents, he would like to see heroin supplied by the health service to addicts and a "clean and controlled environment" for it to be taken with free needles and medical advice.
One obststacle is that the political will to tackle the problem just does not exist yet. He says the only prospect of change would be if "a government minister's son or a member of the royal family dies from drug abuse".
After Scott's death, Mr Douglas became deeply involved in the debate and was able to understand why many young people turn to drugs. "I met a lot of Scott's associates and they had one thing in common - they couldn't get to grips with the world. "Scott could never understand why three-quarters of the world had to go hungry while one quarter had more food than they needed. For a lot of [addicts] the world is a very painful place. Drugs take the edge off reality."



Match the key words with their definitions:

1. fatal
2. staunch (opponent)
3. concede
4. anathema
5. tackle
6. prospect
7. abuse
8. get to grips with
a. admit unwillingly
b. something you hate or disapprove of
c. causing death
d. deal with
e. cope with
f. strong, firm
g. chance
h. wrong use













Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAWING CONCLUSIONS AND PREDICTING OUTCOMES

DRAWING CONCLUSIONS AND PREDICTING OUTCOMES Membaca merupakan suatu proses aktif. Makna tidak hanya ada di halaman teks atau di benak pembaca. Makna diciptakan oleh suatu interaksi aktif antara pembaca dan teks. Berdasarkan pengetahuan umum kita dan informasi dalam teks, kita, sebagai pembaca yang baik, mengembangkan prediksi akan apa teks yang mungkin mendahului teks yang sedang kita baca, dan apa kelanjutannya; kemudian kita membaca untuk menegaskan apakah ekspektasi kita terpenuhi atau terbukti. Jika tidak terpenuhi, kita akan membaca ulang, dan menciptakan prediksi baru. Membaca yang seksama menginterpretasikan apa yang dia baca; yakni, dia mencoba menjelaskan dan mengerti gagasan-gagasan yang dimunculkan oleh kegiatan membacanya. Di antara cara untuk membangun keterampilan menginterpretasikan adalah mencoba menarik simpulan dari apa yang penulis sampaikan. Suatu bacaan member kita informasi tentang suatu topic. Pembaca yang baik mampu menggunakan informasi sendiri un

Latihan Skimming

LATIHAN 1 Help Reading Comprehension - Applying for a Job Skim the following job advertisements: 1.       Needed: Full time secretary position available. Applicants should have at least 2 years experience and be able to type 60 words a minute. No computer skills required. Apply in person at United Business Ltd., 17 Browning Street. Are you looking for a part time job? We require 3 part time shop assistants to work during the evening. No experience required, applicants should between 18 and 26. Call 366 - 76564 for more information. Computer trained secretaries: Do you have experience working with computers? Would you like a full time position working in an exciting new company? If your answer is yes, give us a call at 344-5487 Teacher Needed: Tommy's Kindergarten needs 2 teacher/trainers to help with classes from 9 a.m. to 3 p.m. Applicants should have appropriate licenses. For more information visit Tommy's Kinderg

Making Inference

MAKING INFERENCE Inference adalah suatu proses dimana kita menggunakan tanda-tanda atau isyarat-isyarat untuk mengumpulkan informasi. Tanda-tanda, isyarat-isyarat, bukti-bukti tentang suatu perkara muncul saat kita membaca. Tapi karena informasi tidak selalu dinyatakan dengan hubungan yang pasti, kita harus melengkapi informasi kita sendiri berdasarkan isyarat-isyarat tadi.   Inference merupakan ketrampilan yang penting karena meng- inference membantu kita memenuhi informasi yang hanya diisyaratkan penulis. Amati wacana di bawah ini dan jawab pertanyaan yang mengikutinya. After lunch Ratu took her bike and sneaked quietly into the yard. She moved carefully to the plot of soil under the oak in the back of the house as she checked to see that nobody watched her. She learned her bicycle against the tree and bent down. All around dark clouds rumbled noisy in the sky; a streak of yellow zig-zagged far away, and she trembled. Digging swiftly in the earth she made a small hole